Puluhan Anak Didik Sanggar Seni Denendar Ikuti Gelar Uji Prestasi

KABUPATEN MALANG, SUARAPANCASILA.ID – Dengan kekuatan jiwa dan raga dalam kebersamaan serta berkat ridho Tuhan yang Maha Esa, Sanggar Seni Denendar dapat melaksanakan gelar uji prestasi yang ke IV tahun 2024, bertempat di DD Orchid Nursery, Dadaprejo, Junrejo, Kota Batu, Minggu (3/3/2024).

Kegiatan ini mengusung tema bertajuk “Bersama Para Siswa Menuju Hari Esok Berpengalaman”. Hal ini sebagai bagian dari proses transformasi seni budaya tradisi Malang Raya.

Materi gelar uji dibagi menjadi 7 tingkatan kelas antara lain kelas pemula (tari kutilang, cakcicak, kembang kenikir), kelas dasar (tari embun pagi dan lincak-lincak), kelas dasar lanjutan 1 (tari wayangan), kelas dasar lanjutan 2 (tari kembang suka), kelas menengah dasar (tari jaranan satrio kridho), kelas menengah lanjutan (tari kentongan dan tari lincak gagak), serta kelas menengah terampil (tari Kecak dan topeng Sekartaji).

Bacaan Lainnya

Gelar uji prestasi tari pada kali ini diikuti sekitar 55 peserta, mendapat dukungan penuh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang. Tampil sebagai juri penguji diantaranya Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang (DKKM) Ki Suroso, Tri Wahyuningtyas (Universitas Negeri Malang), Winarto Ekram (Direktur Latar Seni).

Dikesempatan ini, Ketua Sanggar Seni Denendar Endra Zulaifah menyampaikan, terus memprogram berbagai kegiatan dengan harapan mampu memberikan pengalaman berkesenian bagi para generasi penerus bangsa Indonesia utamanya di Malang Raya.

“Sebagai generasi penerus yang berbudaya diharapkan mampu akan lebih menguasai persoalan etika dan estetika dalam pergaulan seni budaya di setiap lingkungan masyarakat,” tuturnya.

Disamping itu, menumbuhkan generasi kreatif yang tanggap terhadap sentuhan negatif, salah satu capaian yang ditumbuhkan melalui proses belajar bersama dengan media pembelajaran seni tradisi kreatif.

“Pendekatan nilai-nilai kemanusiaan maupun simbol-simbol filosofis yang ada pada seni budaya tradisi, sangat perlu difahamkan kepada generasi pemula untuk menuju kehidupan barunya di masa mendatang,” ungkapnya.

Endra mengatakan, dengan spirit kebersamaan, saling mendukung dan saling mengapresiasi kekaryaan melalui proses berkesenian bertahap dan berkelanjutan adalah program edukasi yang diselaraskan dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana sanggar seni Denendar berada.

“Melalui perjalanan yang masih sangat pendek dalam tiga tahun Sanggar Seni Denendar menelusur sosial humaniora, dimana sebagai bagian penting dalam melengkapi kekuatan berbangsa dan bernegara dengan berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Semoga segala tujuan positif kami terkabulkan,”pungkasnya.

Di kesempatan yang sama, salah satu juri penguji Ki Suroso menjelaskan kriteria penilaian ada 3 hal yakni wiromo, wiroso, dan wirogo. Dia menjabarkan arti satu persatunya, untuk wiromo bagaimana peserta dapat mengikuti irama dengan baik.

“Kalau wiroso peserta harus merasakan secara keseluruhannya sehingga menjadi kesatuan yang sempurna.Wirogo sendiri merupakan teknik gerakan, ekspresi, dan sebagainya,” ujarnya.

Pria yang menjabat ketua DKKM ini sangat bangga dan mengapresiasi semua pihak yang peduli memajukan kesenian tari. Pihaknya meminta kepada peserta berserta orang tua pendamping untuk tetap semangat.

“Hari ini saya melihat sudah bagus, namun harus masih ditingkatkan terutama teknik. Jangan putus asa terus semangat belajar dan belajar,” pungkasnya.

Di Penghujung acara, ketua Sanggar Tari Denendar menyerahkan sertifikat kepada juri penguji dan seluruh peserta. Kemudian dilanjut dengan sesi menari dan foto bersama.(*)

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *