Tokoh Senior Ridwan Hisjam, foto Istimewa
SURABAYA (JATIM) SUARAPANCASILA.ID-Musyawarah Besar (Mubes) ke-XII KOSGORO bakal digelar oleh Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) KOSGORO di bawah kepemimpinan Hayono Isman di Jakarta pada besok Jum’at (30/05/2025) .
Tokoh senior Ridwan Hisjam memberikan sejumlah masukan strategis. Ketua Dewan Pembina Padepokan KOSGORO 57 itu menekankan pentingnya KOSGORO kembali ke jati dirinya sebagai gerakan koperasi kerakyatan.
Ridwan pun menyambut baik pelaksanaan Mubes sebagai momentum penyegaran organisasi dan mengapresiasi kepemimpinan Hayono Isman yang dinilai tetap menjaga nilai-nilai historis KOSGORO.
Dia berharap Mubes kali ini mampu melahirkan pemimpin baru yang mampu menghidupkan kembali cita-cita pendiri KOSGORO, Mas Isman, ayah dari Hayono Isman.
“Saya berharap KOSGORO tetap berada pada khitahnya sebagai organisasi sosial-ekonomi yang memperjuangkan kepentingan rakyat melalui koperasi,” ujar Ridwan dalam keterangan resminya, Rabu (28/5/2025).
Menurut Ridwan, KOSGORO yang lahir pada 10 November 1957 di Surabaya sebagai Koperasi Simpan Pinjam Gotong Royong, merupakan kelanjutan dari semangat kolektif para pejuang kemerdekaan.
Seiring waktu, organisasi ini berkembang menjadi Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO) yang merupakan salah satu KINO (Kelompok Induk Organisasi, dan menjadi bagian dari cikal bakal lahirnya Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) bersama SOKSI dan MKGR.
“Kino-kino tersebut pada tahun 1970 mengeluarkan keputusan bersama untuk ikut menjadi peserta pemilihan umum melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya (Golkar),” terang Ridwan.
Ridwan juga mengulas perbedaan antara KOSGORO dan KOSGORO 1957. Ia menjelaskan bahwa setelah reformasi, KOSGORO terpecah. Pada 2001, Agung Laksono mendirikan KOSGORO 1957 yang lebih fokus pada politik praktis, sementara KOSGORO versi Hayono Isman tetap bergerak di jalur sosial-ekonomi. Ridwan menegaskan pentingnya masing-masing organisasi menjaga fokus perannya.
“Biarlah KOSGORO 1957 yang mengurusi politik, KOSGORO tetap fokus di ekonomi kerakyatan lewat koperasi. Sedangkan Padepokan KOSGORO 57, yang saya pimpin, aktif di bidang kebudayaan,” jelas Ridwan.
Selian itu, Ridwan menyinggung pentingnya koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa. Ia mengutip Bung Karno yang menegaskan bahwa rakyat tidak boleh menjadi “jongos” dalam sistem ekonomi, dan koperasi harus menjadi alat emansipasi ekonomi rakyat.
Tak hanya itu, Ridwan juga menyambut baik langkah Presiden terpilih Prabowo Subianto yang menggagas pendirian Koperasi Desa Merah Putih di seluruh Indonesia. Ia melihat inisiatif ini sebagai kelanjutan dari semangat koperasi yang telah digelorakan KOSGORO sejak 1957.
“Prabowo percaya koperasi bisa menjadi jalan kebangkitan ekonomi nasional. Dan KOSGORO sudah memulainya lebih dulu. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk mengembalikan ruh perjuangan ekonomi rakyat,” tandas Ridwan.
Terakhir, Ridwan menegaskan bahwa pentingnya Tri Dharma KOSGORO yakni, Pengabdian, Kerakyatan, dan Solidaritas untuk menjadi fondasi bersama ketiga entitas yang lahir dari semangat gotong royong ini.
Penulis: Eko Prayitno