Pelaihari(KALSEL), SUARA PANCASILA.ID, 26 Mei 2025 – Di tengah harapan akan kebangkitan kerajinan lokal dan semangat pemberdayaan UMKM, Bupati Tanah Laut, H. Rahmat Trianto, secara resmi mengukuhkan Ketua dan Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tanah Laut masa bakti 2025–2030. Bertempat di Balairung Tuntung Pandang, Senin pagi (26/05), prosesi ini bukan hanya seremonial, melainkan juga menandai titik tolak baru bagi pergerakan ekonomi kreatif berbasis budaya di Bumi Tuntung Pandang.
“Semoga ini menjadi langkah awal bagi semuanya dan dapat memberikan daya manfaat yang terbaik untuk seluruh masyarakat Tala,” ujar Bupati dalam sambutannya yang hangat namun sarat pesan tanggung jawab.
Rahmat Trianto tak sekadar memberikan mandat, tapi juga menyematkan harapan. Harapan akan sebuah transformasi yang tidak hanya mencerminkan estetika, tapi juga menciptakan nilai ekonomi riil bagi masyarakat, khususnya pelaku industri kecil dan menengah.
Kepemimpinan Baru, Arah Baru
Kini tongkat estafet kepemimpinan berada di tangan Hj. Dian Rahmat. Sebagai Ketua Dekranasda Tala yang baru dikukuhkan, ia hadir dengan visi pembenahan total. Tidak hanya menyentuh aspek fisik dan infrastruktur pendukung kerajinan, tapi juga menyasar manajemen dan sumber daya manusianya.
“Setelah mendapatkan arahan dari Dekranas Pusat, kami segera bergerak. Salah satunya dengan mengadakan berbagai pelatihan untuk para pelaku UMKM, tentunya dengan tetap mengedepankan bahan-bahan kearifan lokal yang menjadi ciri khas daerah,” ungkap Hj. Dian Rahmat dengan nada optimis.
Bukan sekadar janji pembenahan, Hj. Dian juga membawa kabar menggembirakan. Untuk pertama kalinya, Tanah Laut mendapat slot khusus dari Dekranas untuk menampilkan sasirangan Tala—kain tradisional khas Kalimantan Selatan—dalam ajang Jakarta Fashion Week, sebuah panggung mode nasional bergengsi yang tak mudah ditembus.
“Ini adalah angin segar. Namun tentu harus diiringi dengan peningkatan kualitas dan kapasitas produksi. Dalam setahun ke depan, kita harus bersiap secara menyeluruh agar tampil maksimal,” tegasnya, menggarisbawahi pentingnya kerja keras dan konsistensi.
Bukan Sekadar Kain, Tapi Identitas
Sasirangan bukan sekadar warisan budaya. Di tangan Dekranasda yang baru, ia dijanjikan untuk menjadi simbol kebangkitan ekonomi kreatif lokal. Untuk itu, sinergi lintas sektor, konsistensi pelatihan, dan manajemen produksi akan menjadi fokus utama.
Pengukuhan ini sekaligus menjadi penanda bahwa kerajinan daerah bukan lagi urusan pinggiran. Ia kini menjadi bagian dari strategi pembangunan daerah yang berkelanjutan, melibatkan kreativitas, budaya, dan ekonomi dalam satu tarikan napas.
Dalam semangat baru ini, bukan tak mungkin sasirangan Tala akan dikenakan bukan hanya oleh warga lokal, tapi juga melenggang di catwalk ibu kota—menjadi kebanggaan yang dikenakan dunia.
“Tugas kita bukan hanya mempertahankan budaya, tapi menghidupkannya dengan cara yang bermartabat dan relevan,” tutup Hj. Dian, mengisyaratkan bahwa ini baru permulaan dari sebuah cerita panjang yang layak ditunggu.(suarapancasila.id – Foto : Istimewa/Diskominfostasan Tala)