KAB BREBES (JATENG) SUARAPANCASILA.ID- Di tengah denyut kota yang kian sibuk, hadir sebuah ruang yang tak hanya menawarkan kopi, tapi juga suasana, cerita, dan identitas lokal. Cafe Lapakemane, yang terletak di sisi barat Pendopo Brebes dan menghadap langsung ke Alun-Alun Kota, kini menjadi destinasi favorit warga untuk melepas penat, berbincang santai, atau sekadar menikmati malam dengan nuansa khas Brebes.
Sejak mulai beroperasi pada September 2021, Lapakemane bukan hanya menjadi tempat nongkrong, tapi juga etalase rasa lokal yang diracik dengan penuh cinta. Di bawah pepohonan rindang yang dihiasi lampu-lampu temaram, pengunjung bisa menikmati malam minggu dengan alunan musik akustik live yang menambah suasana romantis. Tak heran jika cafe ini selalu dipadati pengunjung, terutama saat akhir pekan.
“Kalau malam minggu, pengunjung selalu penuh. Kami buka dari sore sampai pukul 24.00 WIB,” ujar Tio, Koordinator Cafe Lapakemane, Senin malam (18/8).
Yang menjadi primadona di Lapakemane adalah Es Kopi Susu Gula Aren. Minuman ini memadukan kopi asli Brebes dengan gula aren lokal, menghasilkan rasa yang menyegarkan dan menggoda.
“Pengunjung paling banyak pesan Es Kopi Susu Gula Aren. Rasanya manis-pahit, segar banget,” tambah Tio.
Kopi yang digunakan di cafe ini bukan sembarang kopi. Untuk jenis arabika, Lapakemane menggunakan biji kopi dari Dawuhan, Kecamatan Sirampog. Sementara robusta berasal dari Capar, Kecamatan Salem, dan Sindanghela, Kecamatan Banjarharjo. Semua kopi diracik tanpa campur tangan produk luar.
“Banyak kopi luar Brebes yang ingin masuk, tapi kami tolak. Kami hadir untuk mengenalkan produk Brebes,” tegas Tio.
Tak hanya minuman, cemilan yang disajikan pun berasal dari UMKM lokal. Mulai dari Singkong Keju, Keong Ranjau, hingga Tahu Bakso, semua menjadi bagian dari narasi rasa yang ingin diangkat oleh cafe binaan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Dinkopundag) Kabupaten Brebes ini.
Harga yang ditawarkan pun ramah di kantong. Es Kopi Susu Gula Aren dibanderol Rp 22.000 per gelas, versi panasnya Rp 20.000, dan Espresso hanya Rp 10.000. Bahkan, jika pengunjung ingin menyantap makanan khas dari pedagang sekitar Alun-Alun seperti Kupat Blengong, pihak cafe siap memfasilitasi pemesanan agar bisa dinikmati langsung di tempat.
Lapakemane bukan sekadar tempat ngopi. Ia adalah ruang perjumpaan antara rasa, suara, dan semangat lokal. Di sini, Brebes tak hanya hadir sebagai kota, tapi sebagai pengalaman. Sebuah ajakan halus untuk mencintai yang dekat, yang asli, dan yang tumbuh dari tanah sendiri.
Jika satu tegukan bisa membuat lupa pulang, maka Lapakemane adalah tempat di mana rasa ingin tinggal lebih lama. Sebuah ruang yang menyajikan Brebes dalam setiap gelas dan setiap lagu.