Siswa-siswi SD dan SMP di Kabupaten Malang Wajib Berseragam Batik Garudeya

KABUPATEN MALANG, SUARAPANCASILA.ID – Pemandangan menarik nampak terlihat pada momentum halal bihalal Idul Fitri 1445 H di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Pasalnya acara yang dihadiri puluhan ribu ASN tersebut, semua kompak mengenakan seragam batik Garudeya yang merupakan ciri khas Kabupaten Malang, Rabu (17/4/2024).

Di mana motif batik ini sendiri terinspirasi relief Garudeya di Candi Kidal, Kecamatan Tumpang, yang juga menjadi inspirasi awal mula lahirnya lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.

Motif batik Garudeya yang telah memperoleh sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), selain itu juga telah diresmikan sebagai batik khas Kabupaten Malang oleh Bupati Malang, Sanusi, pada tanggal 17 Agustus 2023 lalu, bertepatan dengan HUT ke-78 Republik Indonesia.

Bacaan Lainnya

Sedangkan pemakaian seragam motif batik Garudeya nanti tidak hanya bagi ASN, namun rencananya juga bagi siswa SD dan SMP di wilayah Kabupaten Malang. Hal itu diungkapkan secara langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Malang Dr. Drs. Suwadji, S.Ip, M.Si.

Langkah yang diambil Dispendik Kabupaten Malang, menurut Suwaji sejalan dengan aturan seragam sekolah yang mulai berlaku pada tahun ajaran 2023/2024 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 50 Tahun 2022 tentang Pakaian Seragam Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

“Penerapan peraturan bertujuan untuk memberikan nuansa muatan lokal. Terutama dengan memberikan kesempatan kepada sekolah masing masing di tiap-tiap daerah untuk menggunakan pakaian adat,” tuturnya, saat memberikan keterangan di sela-sela halal-bihalal Pemkab Malang, Selasa (16/4/2024).

Meski demikian untuk seragam nasional warna merah dan putih maupun biru dan putih tidak ada perubahan. Termasuk penggunaan batik lurik yang sudah berjalan setiap hari Kamis di minggu pertama setiap bulannya.

“Untuk penggunaan seragamnya nanti kami atur untuk jadwalnya, semisal minggu pertama batik lurik, minggu kedua baru menggunakan batik Garudeya. Kalau motif Garudeya warna bebas bisa merah, biru, hitam, terserah. Sekolah bisa melakukan pengadaan sendiri,” imbuhnya.

Saat ini Suwaji mengaku proses produksi tengah berjalan tahap penjahitan. Kemungkinan besar akan mulai diterapkan di tahun ajaran baru mendatang.

“Untuk siswa SD dan SMP cenderung diwajibkan untuk memotivasi karena merupakan kebanggaan tersendiri. Sehingga dihimbau dan diharapkan bisa seragam batiknya garudeya, karena khas Kabupaten Malang dan sudah memiliki hak paten. Harga sudah kita hitung supaya wajar dan terjangkau. Khusus siswa kategori kurang mampu maupun anak yatim tidak berbayar atau gratis,” terangnya.

Pihaknya berharap dukungan pihak sekolah dengan keberadaan seragam batik Garudeya. Demi untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah.

“Keberadaan batik Garudeya merupakan kebanggaan tersendiri untuk mengembangkan UMKM di wilayah Kabupaten Malang. Dengan membeli berarti kita juga ikut aktif membela produk lokal itu sendiri,” pungkasnya.(*)

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *