Tukang Parkir Bikin Ulah di Bekasi Dikasih Rp. 2 Ribu Minta Rp. 10 Ribu

KOTA BEKASI (JABAR), SUARA PANCASILA.ID – Kasus pungutan liar (pungli) kembali terjadi. Kali ini tukang parkir di komplek Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat menolak bayaran pemotor sebesar Rp 2 ribu. Dia justru meminta bayaran yakni Rp 10 ribu.

Mulanya korban yang mengendarai motor itu memberikan pecahan uang Rp 2 ribu kepada tukang parkir yang mengenakan seragam Satpam. Kemudian pemberian tersebut ditolak karena dirasa terlalu kecil.

“Saya tidak lama, tadi di sini paling tiga jam, kenapa Rp 10 ribu. dikutip Jumat (4/10).

Bacaan Lainnya

“Yaelah, biasanya Rp 15 ribu! Makanya bikin akses biar nggak dimintain (duit) di sini,” jawab tukang parkir.

Parahnya lagi, tukang parkir dengan seragam Satpam tersebut melontarkan kata-kata tak pantas kepada pengendara motor. Kata-kata tersebut disampaikan secara ofensif dengan suara tinggi.

Pengendara motor lantas tak terima dengan perlakuan tukang parkir. Dia heran, kenapa ada petugas melakukan pungutan liar dengan cara kasar. Sementara si jukir malah berlagak menantang sambil menunjukkan wajahnya ke kamera.

“Nih gue nih, elu bilangin tuh! Lu mau videoin, videoin, nih muka gue woy. Pimpinan siapa? Nih, woy” kata petugas parkir tersebut.

Hingga berita ini dimuat, tayangan berdurasi singkat tersebut sudah disaksikan puluhan ribu kali dan mendapat ratusan komentar. Kebanyakan warganet menyayangkan aksi juru parkir yang telah merugikan pengendara motor.

Tak lama setelah kasus tersebut viral, kedua belah pihak langsung dipanggil Polsek Tarumajaya, Bekasi. Mereka dimintai sejumlah keterangan dan sepakat untuk berdamai.

“Saya selaku korban dalam video viral tersebut sudah dimediasi dan dipertemukan dengan pelaku yaitu Rizal dan sudah menerima permohonan maaf dari Rizal sendiri,” demikian pernyataan si pengendara motor yang bertindak sebagai korban.

“Dengan ini saya sebagai pelaku ingin meminta maaf sebesar-besarnya dan setulus hati saya kepada Iyus dan janji tidak akan mengulanginya di kemudian hari,” tutur si tukang parkir.

“Dengan mediasi ini aku berharap untuk ke depannya tidak ada lagi pungutan lagi, mungkin dengan adanya mediasi ini bisa menyatukan kita dan sudah diselesaikan secara keluarga. Saya dengan hati yang tulus sudah menerima permintaan maaf,” kata korban.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *