KOTA MALANG (JATIM), SUARAPANCASILA,ID – Dunia olahraga tenis Kota Malang kian semarak dengan diresmikannya klub tenis baru, Rebellion Tennis Club. Peresmian klub ini digelar secara sederhana namun penuh makna di Kantor Pengurus Cabang PELTI Kota Malang, Jl. Surabaya No.3A, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun pemilik klub, Abiyyu Fitrah Pamungkas (Amung).
Acara peresmian ini dihadiri langsung oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wali Kota Malang, Dr.Ir. Wahyu Hidayat, M.M. dan Wakil Ketua 3 Komisi A DPRD Kota Malang, Rimzah Jubair, S.I.P., yang sama-sama menyambut positif kehadiran klub baru ini sebagai upaya pembinaan pemuda dan olahraga.
Sebelum prosesi pemotongan tumpeng, Amung mendapat kejutan ulang tahun dari pengurus dan member Rebellion Club, bahkan ia juga disiram air oleh Wali Kota Wahyu Hidayat sebagai bentuk keakraban.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyoroti pentingnya peningkatan sarana dan prasarana olahraga serta peran klub baru dalam pembinaan atlet. Ia mengapresiasi keberadaan lapangan semi-indoor Dispora yang diklaim memiliki biaya sewa paling terjangkau.
“Harapannya, ini bisa meningkatkan prestasi, terutama pada kader-kader ataupun bibit-bibit atlet yang sudah dipersiapkan membawa nama Kota Malang bisa lebih baik lagi. Biaya sewa di sini paling murah, betul. Jadi, ini bisa bersaing dengan tempat untuk latihan tenis yang lainnya. Saya berharap ini lebih murah dan bisa dimanfaatkan dengan baik untuk atlet-atlet Kota Malang,” ungkap Pak Mbois sapaan trend Wahyu Hidayat.
Lebih lanjut, Wali Kota berharap Rebellion dapat menjadi pendukung visi-misinya, yakni menciptakan Kota Olahraga.
”Rebellion ini juga menjadi wadah mereka yang senang. Karena memang berharap olahraga ini menjadi salah satu pendukung dari visi-misi saya dengan Mas Wakil Wali Kota dari Nawaktahes itu. Kami pastikan nanti Kota Malang akan menjadi Kota Olahraga yang luar biasa,” tambahnya.
Anggota DPRD Kota Malang, Rimzah Jubair, yang juga hadir, menyampaikan apresiasi serupa. Ia menekankan bahwa banyaknya kegiatan olahraga positif dapat meminimalisir aktivitas negatif anak muda.
“Ini bagus, banyaknya kegiatan-kegiatan positif atau kegiatan-kegiatan olahraga, itu meminimalisir kegiatan-kegiatan anak muda yang negatif. Kami berkeinginan seluruh anak muda, Gen Z, yang tumbuh kembang di Kota Malang, lurus menjadi kegiatan-kegiatan positif, bukan kegiatan-kegiatan negatif. Malam kumpulnya olahraga, bukan malam kumpulnya yang enggak-enggak,” ujar Rimzah.
Menanggapi pertanyaan terkait minimnya anggaran Dispora, Rimzah yang merupakan mantan Pimpinan DPRD periode 2019-2024, menegaskan komitmen legislatif.
”Kami meracut pada waktu itu Perda Kepemudaan. Kalau kegiatan-kegiatan yang nantinya fokus di bidang olahraga, pasti akan perhatikan. Kami akan selalu hiring dengan teman-teman KONI. Terbukti di Porprov kemarin, kita naik peringkat. Mudah-mudahan di Kota Malang, dengan banyaknya komunitas-komunitas olahraga seperti ini, target juara umum di Porprov Jawa Timur bisa tercapai di kemudian hari,” tegasnya.
Abiyyu Fitrah Pamungkas (Amung), pemilik Rebelion Club, menjelaskan bahwa klubnya berdiri pada November 2025 dan memiliki sekitar 100 member, dengan 50 di antaranya aktif. Klub ini secara tegas berprinsip untuk memberikan fasilitas latihan yang bebas hujan.
“Tujuannya kami bikin klub Rebelion ini ke depannya ini menjadi wadah, Mas, buat anak-anak muda, buat milenial, buat Gen Z, supaya mereka ada kegiatan olahraga yang enggak monoton di Kota Malang… Harapan kami anak-anak Gen Z, anak-anak muda ini mau olahraga tenis juga. Dengan biaya yang terjangkau. Dan tidak kehujanan,” jelasnya.
Amung juga mengungkapkan bahwa biaya latihan di klub ini sangat terjangkau, yaitu Rp100.000 untuk 4 sampai 5 jam coaching bersama dua pelatih profesional. Ia berencana membangun lapangan semi-indoor sendiri di kawasan Klojen dan akan membuka kelas junior untuk anak usia 3 sampai 5 tahun sebagai bentuk pembinaan.
Sementara itu, Ketua Cabang PELTI Kota Malang, Mirza Ronald Adi Saputra, menyambut baik antusiasme klub baru ini yang ia sebut memberikan “warna” bagi perkembangan tenis. Ia juga mengklarifikasi bahwa tenis di Kota Malang sedang berkembang, dibuktikan dengan total 24 klub yang terdaftar.
“Banyaknya klub menunjukkan semakin banyaknya peminat. Semakin banyaknya peminat menunjukkan betapa tenis ini tumbuh dan berkembang. Dari situ kita bisa menggali potensi-potensi untuk jadi pemain yang bagus nantinya,” terangnya.
Mirza juga sedikit memberi bocoran bahwa ada kemungkinan turnamen tenis skala internasional, Turnamen Tenis Internasional Widjojo Soejono (ITF Widjojo Soejono khusus junior, akan pindah tuan rumah dari Surabaya ke Kota Malang tahun depan.
Terkait stigma bahwa tenis adalah olahraga mahal, Mirza menyangkalnya.
“Sedikit banyak dengan banyaknya peminat tenis, ini menghapus stigma bahwa tenis ini olahraga mahal, padahal tenis ini sebenarnya olahraga yang cukup murah. Hanya untuk menyiasati harga mahal, ya barangkali teman-teman itu banyak patungan untuk latihan. Kalau raket biasanya beli yang second tapi masih bagus,” pungkas Mirza.
Pewarta : Doni Kurniawan
Editor : Denny W










