PANGANDARAN (JABAR), SUARAPANCASILA.ID- Ketua Dewan Pengurus Cabang XTC INDONESIA Kabupaten Pangandaran Anton Lobow menegaskan sikap organisasi nya dalam mendukung kemerdekaan Palestina saat menghadiri kegiatan Aliansi Masyarakat untuk Kemerdekaan Palestina di Alun-alun Paamprokan Pangandaran Senin (12/08/2024).
Kegiatan ini di adakan buntut dari kematian Pemimpin Hamas pada tanggal 31 Juli 2024, Ismail Haniyah, pemimpin politik Hamas, dibunuh bersama pengawal pribadinya, di ibu kota Iran, Teheran oleh serangan yang tampaknya dilakukan Israel.
Kegiatan ini diharapkan menjadi syiar agar masyarakat Indonesia terus teringat untuk bersama-sama menyuarakan kemerdekaan Palestina.
“Kami mempertegas sikap Organisasinya XTC INDONESIA serta Pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia bahwa sejak awal kita berjuang untuk mendorong kemerdekaan Palestina,” ujar Anton Lobow.
Sebab, lanjut dia, konstitusi Indonesia mengamanatkan bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
“Kita bersuara dan membantu Palestina bukan karena kasihan dengan masyarakat di sana, karena sejatinya mereka tidak membutuhkan itu. Kita peduli Palestina karena kita mencintai tanah yang telah diberkati oleh Allah SWT tersebut,” ungkap Anton Lobow.
Sementara itu Panglima FPI (Front Persaudaraan Islam) Kabupaten Pangandaran Maman Boim saat di wawancara usai kegiatan, menyebut ada sejumlah alasan kenapa Indonesia selalu membela Palestina. Pertama, sebagai sebuah bangsa, Indonesia bisa merasakan rasanya dijajah, pahit dan sulitnya keadaan ketika dijajah. Karenanya, Konstitusi Indonesia menyatakan: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
“Sekarang, sudah tidak eranya lagi penjajahan. Ini adalah era globalisasi, era di mana sekat-sekat administrasi wilayah geografis tidak secara kaku membatasi kita,” jelas Maman Boim.
Alasan kedua, lanjut Maman Boim, Indonesia adalah bangsa religius. Dalam agama, ada penolakan terhadap pelanggaran hak asasi manusia suatu bangsa oleh bangsa lain. “Semua agama, tidak membenarkan penjajahan
Maman Boim melihat, tidak bisa dipungkiri bahwa Yerusalem adalah Kota 3 agama besar dunia (Yahudi, Nasrani dan Islam). Indonesia sebagai bangsa dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, dengan keberadaan Masjid Aqsa di Yerusalem, mempunyai keterikatan.
“Masjid al-Aqsa adalah satu-satunya Masjid yang kedudukannya hampir sama dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Awal Islam, Masjid Aqsa (Baitul Maqdis) bahkan menjadi kiblat shalat lebih dari 10 tahun. Rasulullah SAW pun melakukan Mi’raj dari Yerusalem. Sangat wajar jika Umat Islam mempunyai keterkaitan kuat dengan Yerusalem,” tandasnya.
Aksi ini di dukung oleh berbagai elemen mulai dari MUI se-Priangan Timur, para Kyai Pondok Pesantren. Turut ber-orasi, ada beberapa tokoh seperti KH. Nonop Hanafi, Pimpinan Ponpes Miftah Huda 2 Ciamis, KH. Yanyan Al Bayan, tokoh FPI Tasikmalaya.