Awal Perpustakaan Desa Bacu, Dari Kafetaria Ke Perpustakaan 7 Pc dan 4000 Exampler buku

KAB BONE (SUL SEL) SUARAPANCASILA.ID – Andi Darmawati S.Pd.,SD. kepala Desa Bacu, begitu giat berusaha merubah mainset warga dan anak muda, dari kebiasaan main gadget dan Game slot. yang potensi menjerumuskan pada hal yang negati, ke giat yang lebih positif, belajar dan membaca membuka cakrawal ilmu pengetahuan. Ia bersama warga dengan dukungan Dana desa berhasil menyediakan wadah baca. Perpustakaan Mandiri Desa.

Tepat di pojokan persimpangan jalan, yang pula menyediakan sarana Kafetarian sebagai salah satu usaha ekonomi desa dan kebun Hortikultura atau kebun segar sebagai kegiatan multifungsi, dari belajar, membaca, menikmati Kafetaria dan berkebun.

Awalnya area Perpustakaan ini adalah hamparan lahan kosong yang letaknya di persimpangan jalan desa Bacu yang merupakan kategori jalan Kabupaten yang menghubungkan Desa Bacu dengan desa tetangganya, Desa Cempaniga.

Bacaan Lainnya

Menurut Andi Darmawati. Lokasi ini dianggap cukup strategik untuk usaha desa seperti kafetaria, kebun desa, Apotik hidup, karena memiliki luasan sekitar 0,5 Hektar yang juga bisa berfungsi ganda, seperti posyandu dan Ruang Baca masyarakat.

“👯 berembug dengan Warga melihat Lokasi ini menganggur, dan akhirnya kami membangun Kafe Bumdes, taman bermain dan kebun sayur dan kemudian kami kembangkan menjadi Perpustakaan Desa, dan terus berupaya mendorong minat warga anak usia sekolah untuk berkunjung dan membaca, apalagi telah ada sarana baca digital, dan 7 unit komputer,3 buah tablet”. Terang Kades Bacu.

Dari sinilah akhirnya wadah ini di maksimalkan sebagai Perpustakaan Mandiri Desa dan mendapat Perhatian Pemerintah kabupaten ataupun Pemerintah Pusat, hingga mengucurkan bantuan demi meningkatkan sarana, dan menstimulasi minat warga untuk bergabung dirumah baca ini. Hingga saat ini telah ada 3 unit computer dan 3 rak buku beserta bukunya, 1 paket Pocadi, Pojok Baca Gitial. dan memiliki sekitar 4.000 exsampler Buku bacaan.

“Ayo membaca, karena Ilmu pengetahuan ibarat padang pasir dan bintang di malam yang gelap, untuk itu kejarlah ilmu sekuat daya dan upaya,

Ilmu yang sejati, seperti barang berharga lainnya, tidak bisa diperoleh dengan mudah. Ia harus diusahakan, dipelajari, dipikirkan, dan lebih dari itu, harus selalu disertai doa. Ilmu itu ada di mana-mana, pengetahuan di mana-mana tersebar, kalau kita bersedia membaca, dan bersedia mendengar.

Ayo sobat literasi datang keperpustakaan Mandiri Desa Bacu”. Himbauan kepala Desa kepada warga, demi menggalakkan budaya baca dalam masyarakatnya.

Penulis: Agus Larumpang

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *