Ganda Putra Indonesia Masih Krisis Kepercayaan Diri pada Turnamen BWF World Tour Super 750 China Masters 2023 yang berlangsung di Shenzhen Bay Gymnasium

Ganda Putra Indonesia Masih Krisis Kepercayaan Diri
Aryono Miranat tengah memberikan arahan kepada Pramudya/Yeremia pada turnamen China Masters 2023. Pramudya/Yeremia terhenti pada perempat final China Masters 2023 di Shenzhen Bay Gymnasium, Jumat (24/11/2023). (Dok. PBSI)

Jakarta,SP – Pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat, mengungkapkan bahwa  kepercayaan diri masih menjadi masalah yang perlu dibenahi anak didiknya.  Indonesia tanpa gelar pada turnamen BWF World Tour Super 750 China Masters 2023 yang berlangsung di Shenzhen Bay Gymnasium, 21-26 November 2023.

Wakil terakhir Indonesia pada China Masters 2023, yakni ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan.  Namun, Leo/Daniel dan Pramudya/Yeremia kompak tersingkir pada perempat final yang digelar pada Jumat (24/11/2023).

Termasuk Leo/Daniel dan Pramudya/Yeremia, Indonesia mengirimkan lima wakil ganda putra. Tiga lainnya yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Muhammad Shohibul

Bacaan Lainnya

Fikri/Bagas Maulana.  Fikri/Bagas langsung angkat koper pada babak pertama, sedangkan Fajar/Rian dan Ahsan/Hendra terhenti pada babak kedua.

Aryono mengatakan, kepercayaan diri para pemainnya tidak stabil sehingga berakibat pada konsistensi penampilan di lapangan.

“Secara umum penampilan para pemain ganda putra di turnamen China Masters 2023 kembali kepada masalah kepercayaan diri pemain yang perlu ditingkatkan.

Hal itu berakibat langsung kepada penampilan pemain. Di satu pertandingan, kepercayaan diri bisa bagus. Tetapi di pertandingan berikutnya malah menurun,” katanya dalam keterangan PBSI.

“Dari kepercayaan diri yang tidak stabil tersebut, konsistensi penampilannya di lapangan juga bisa tidak stabil. Bisa bagus, juga bisa kurang bagus. Untuk itu yang perlu ditingkatkan lagi adalah rasa kepercayaan dirinya. Selain itu dari sisi pertahanan sebenarnya sudah bagus, tetapi masih kurang rapat. Ini yang harus ditingkatkan,” tutur Aryono.

Masalah percaya diri ini juga berujung pada ketenangan pemain yang menjadi tidak stabil di lapangan. Alhasil, mereka kerap melakukan kesalahan sendiri.

“Unforced error-nya perlu dikurangi. Semua itu akibat rasa percaya dirinya tidak konsisten yang membuat kontrol permainan dan ketenangannnya juga tidak stabil. Kekurangan-kekurangan inilah yang  yang perlu ditingkatkan lagi,” ungkapnya menambahkan.

Sumber : Kompas.com

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *