BREBES, SUARAPANCASILA.ID – Kaswiyah, perempuan lansia berusia hampir 90 tahun tinggal sebatang kara di gubuk kecil di Desa Karangmalang Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Lansia ini tinggal di rumah petak berukuran 4×5 meter di rumah yang berada di RT 05 RW 04. Mirisnya, lansia ini tidak memiliki kartu identitas kependudukan, baik KTP maupun KK.
Nenek Kaswiyah tinggal seorang diri lantaran sudah hampir 10 tahun ditinggal suami dan tak memiliki anak. Beruntung warga sekitar yang peduli bersama Ketua RT setempat sigap melakukan perbaikan. Aliran listrik juga dipasang mengambil dari musala setempat. Sekadar untuk memberikan penerangan dalam rumah.
Ironisnya, Nenek Kaswiyah sebagai warga miskin hanya sekali saja mendapatkan bantuan pemerintah tepatnya saat pandemi Covid-19 2020 lalu. Kaswiyah tidak terdaftar sebagai penerima bantuan apapun. Baik dari Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan lainnya.
Aparat desa setempat berujar, jika nenek Kasmiyah tidak terdaftar sebagai warga setempat atau tidak memiliki KTP. Meski ia asli warga setempat dan menduduki rumah di lahan milik pribadi. Ditemui di kediamannya, kehidupan Kaswiyah sungguh miris. Dia tinggal sendirian di rumah setelah ditinggal sang suami 10 tahun silam.
Tubuhnya yang renta, hanya bisa bolak balik duduk dan terbaring. Tidak ada kasur maupun tempat mandi cuci kakus (MCK). Untuk aktivitas di rumahnya, Nenek Kaswiyah hanya bisa merangkak lantaran tak bisa berjalan. Untuk buang air, ia hanya bisa dilakukan di rumahnya yang nantinya dibantu tetangga sekitar untuk membersihkannya.
“Ora ngerti (tidak tahu),” kata Kaswiyah saat diajak berkomunikasi wartawan yang berkunjung ke kediamannya, Senin (8/1).
Untuk makan sehari-hari, Kaswiyah mengandalkan uluran tetangga sekitar. Adiknya yang juga lansia, Kasmad (75) tinggal di rumah terpisah hanya bisa membantu seadanya. Apalagi, Kasmad bersama istri dan anaknya juga tergolong warga miskin. Rumahnya sama-sama gubuk reyot dan nyaris ambruk.
Ketua RT 05, RW 04, Karangmalang, Cahya mengatakan, nenek Kaswiyah tinggal seorang diri di rumah itu. Kondisinya yang tak lagi produktif dan mulai linglung membuat Kaswiyah hanya bolak – balik di dalam dan teras rumah. “Memang karena tidak memiliki KTP, tidak tersentuh bantuan dari pemerintah. Pernah hanya sekali dapat bantuan Rp 900.000 saat Covid-19. Sekali itu saja,” kata Cahya.
Cahya mengatakan, kondisi rumah Kaswiyah sempat hampir ambruk. Belum lama ini, bersama warga sekitar bergotong royong memperbaiki secara swadaya. “Untuk makan sehari-hari dapat kiriman dari tetangga kanan kiri yang sangat peduli memberi makan. Insya Allah, alhamdulillah setiap hari makan,” ujar Cahya.
Cahya berujar, saat ini dirinya berusaha untuk mengurus administrasi kependudukan Kaswiyah. Salah satunya dengan akan mengajak melakukan perekaman data agar memiliki KTP. “Harapannya nanti kalau sudah dapat KTP bisa dapat bantuan dari pemerintah. Karena kita lihat kondisinya memang memprihatinkan,” pungkasnya.(*)