Panggung Pelajar Menggema, Disdikbud Tala dan Seniman Lokal Satukan Irama Budaya

Pelaihari(KALSEL), SUARA PANCASILA.ID – 24 Mei 2025, Suasana Aula Rakat Manuntung di Hutan Jati, Kantor Bupati Tanah Laut (Tala), Sabtu pagi itu berbeda. Langit-langit aula bergema oleh dentuman musik tradisional, gerak lincah para penari, dan tepuk tangan meriah yang tak putus-putus. Sebelas sekolah dari berbagai kecamatan di Tala berkumpul dalam satu panggung—sebuah panggung yang bukan sekadar tempat pertunjukan, tapi juga ruang tumbuhnya harapan dan bakat anak bangsa.

Inilah kelanjutan dari Program Seniman Masuk Sekolah (SMS) yang digagas Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tala. Program yang tak sekadar menghibur, tapi menggugah. Membuka ruang kreatif, menyulam seni dalam denyut pendidikan.

“Hadirnya para seniman di sekolah bukan cuma soal pertunjukan. Ini tentang energi baru. Tentang anak-anak yang diberi alasan untuk percaya bahwa bakat mereka layak diperjuangkan,” ujar Abdillah, Kepala Disdikbud Tala dalam sambutannya saat membuka acara.

Bacaan Lainnya

Bukan kali pertama SMS menyapa pelajar Tala. Akhir tahun lalu, ruang terbuka hijau Hasan Basry jadi saksi semangat serupa. Namun kali ini, nuansa berbeda hadir lebih kuat: sinergi semakin matang, dan karya anak-anak Tala makin berwarna.

Abdillah tak menutupi kebanggaannya. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini bukanlah kerja satu pihak. “Kami sangat berterima kasih kepada para seniman lokal yang telah membimbing dan mengarahkan. Terima kasih juga kepada kepala sekolah, guru, dan seluruh jajaran pendidikan yang terlibat dari awal hingga acara ini terselenggara dengan baik,” tuturnya.

Ia menegaskan, program ini bukan sekadar seremonial. “Ini wujud nyata kolaborasi. Pendidikan tidak hanya mencetak akademisi, tapi juga manusia berbudaya. Dan ini adalah wajah Tala yang ingin kita bangun bersama,” tambahnya.

Beragam penampilan seni dan budaya dipertontonkan: dari denting alat musik tradisional, gerak tari daerah yang ritmis, teater dengan narasi kuat, hingga madihin yang menyentil dan menggugah tawa. Tidak ketinggalan aksi bela diri dan pameran lukisan yang menunjukkan betapa kaya potensi generasi muda Tala.

Lebih dari sekadar acara, SMS menjadi wahana mengasah mental dan kreativitas. “Saya harap ini menjadi langkah awal mereka untuk bersaing di pentas lebih besar: festival, kompetisi, bahkan mungkin panggung nasional,” harap Abdillah, penuh optimisme.

Di tengah tantangan zaman, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tala menunjukkan bahwa pendidikan tak hanya tentang angka dan nilai. Tapi tentang membangun jati diri, mengakar pada budaya, dan tumbuh menjadi pribadi yang utuh.

Dan Sabtu itu, di panggung sederhana aula pemerintah, lahir kisah-kisah baru anak negeri yang ingin bicara lewat seni—dengan lantang, jujur, dan membanggakan.(suarapancasila.id – Foto:Istomewa/Diskominfostasan Tala)

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *