Penangkapan Palti Hutabarat Sudah Direncanakan?

Opini : Prihati Utami

SUARAPANCASILA.ID – Pukul 3 dini hari, banyak orang sedang berada di alam bawah sadarnya, atau malah sedang menikmati bunga tidurnya. Tapi siapa yang sangka kalau rumah milik Bang Palti Hutabarat harus diketuk-ketuk oleh aparat kepolisian, dengan maksud menangkapnya paksa.

Siapa yang tidak kaget, terbangun dari mengistirahatkan badan dan pikir terpaksa diganggu polisi karena mempermasalahkan cuitan kutipan di akun twitternya. Tidak begitu berarti karena di sana dia hanya seperti bersiul sekaligus mengunggah ulang postingan salah satu temannya, untuk memberitahukan tindakan brutal tim 02.

Bacaan Lainnya

Isinya berupa rekaman aparat negara dari jaksa dan pejabat Kabupaten Batubara yang sedang menginstruksikan para kades, untuk mengorupsi 50% dana desa demi kepentingan kampanye paslon 02. Kalau aparatnya masih menjunjung netralitas, rekamannya akan ditelusuri. Tapi karena mungkin mereka satu suara, ya jadinya Bang Palti yang ditumbalkan. Padahal secara nalar , dia itu cuma satu dari banyak orang yang mengunggah rekaman dalam akun medsosnya.

Ya karena saking besarnya keinginan relawan dan pihak luar, agar rakyat di lain tempat tahu kelakuan brutal 02 ini yang sudah menghalalkan segala cara demi menang. Salah satunya mengajak aparat negara, entah dari kalangan apapun untuk sama-sama mencari posisi aman dalam jabatannya sekarang. Atau malah mereka dijanjikan kenaikan jabatan dan posisi baru dalam pemerintahan nanti.

Saya bukan hoax lho, karena banyak yang sudah mengutarakan hal itu seperti halnya Gus Miftah dan realisasinya yang terbaru pun ada banyak. Saya lebih berpikir penangkapan Bang Palti ini juga bagian dari strategi untuk menggembosi suara Ganjar-Mahfud. Kadang mereka tidak terima saja kalau loyalis Jokowi yang masih waras, berpihaknya ke 03.

Seperti halnya Bang Palti ini yang dulunya mendukung Jokowi, baik di depan maupun di belakang layar ya. Sampai fotonya bersama Pak Jokowi di istana juga tersebar dimana-mana. Dalam bio twitternya pun tercantum bahwa dia bagian dari projo, tapi mengapa akhirnya dia tidak mengikuti langkah Pak Jokowi lagi? Karena dia masih waras untuk memilih pemimpin bukan penguasa.

Ya mungkin itu adalah satu kekecewaan bagi mereka. Apalagi sebelum penangkapannya itu, Bang Palti ikut turun dalam aksi peringatan Kamisan ke-17 yang diadakan di seberang bangunan istana negara. Mungkin dari sana emosi meluap hingga tidak lagi mengulur waktu, dini hari juga dijabanin untuk mengamankan Bang Palti. Mereka khawatir kalau tidak dikenai tindakan intimidatif, loyalis Ganjar itu semakin mengungkapkan hal-hal buruk yang nantinya sudah mereka susun skenarionya.

Pembungkaman inilah yang membuat saya berspekulasi dini. Bang Palti sedang menyuarakan keadilan bersama para korban, lalu apakah dia akan dijadikan the next aktivis yang coba dibungkam, diculik, dan dihabisi?

Tidak ingin membayangkan hal itu terjadi, maka kami yang berada di barisan Ganjar-Mahfud berbondong-bondong menyuarakan ketidakadilan yang menimpa Bang Palti. Mari kawan berpikir jernih, lihat rekam jejak mereka dan bagaimana tindak-tanduk yang sudah semena-mena menebar intervensi sekaligus intimidasi kepada lawan politik, kalangan warga yang diminta untuk berdrama hingga para pers, yang diminta agar tidak menanyakan hal yang mungkin sedang mereka sembunyikan.

Demokrasi kita bahkan belum sebanyak umur orba, jangan kembalikan ke zaman itu dimana semua serba tunduk tanpa kritik dari pihak manapun. Mari kita terus bersuara, karena Bang Palti, dan kita semua adalah pemegang tongkat demokrasi negeri ini.

Jangan sampai kita salah pemimpin setelah ditunjukkan hal brutal tadi. Mari bergandeng dan saling berangkulan membela yang benar. Bang Palti, kami bersamamu, membela kebenaran bersama Ganjar-Mahfud, calon pemimpin yang menjaga demokrasi negeri ini. (*)

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *