JAKARTA,SUARAPANCASILA.ID – Penjabat Gubernur Sumatera Selatan Agus Fatoni menekankan pentingnya mitigasi untuk mengurangi risiko bila terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
Agus yang dilantik Mendagri Tito Karnavian sebagai penjabat (pj) gubernur provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sejak 2 Oktober 2023 lalu memaparkan jumlah bencana yang terjadi di Sumsel.
Menurutnya, di tahun 2022 Sumsel mengalami 147 kali kejadian bencana.
Sedangkan tahun 2023 hingga bulan November, tercatat sebanyak 69 kali bencana sudah terjadi.
Hal itu disampaikan Fatoni sewaktu menjadi Inspektur Upacara pada apel Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Penanggulangan Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Sumsel.
Apel digelar di Halaman Venue Shooting Range Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumsel, Kamis (23/11/2023).
Apel dihadiri 1.000 orang personel gabungan yang terdiri dari Badan SAR Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI/Polri dan berbagai instansi stakeholder.
Fatoni mengatakan apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan personel dan peralatan sebagai bagian dari upaya pencegahan dalam menghadapi bencana.
“Dengan kesiapan ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat dari ancaman bencana, walaupun kita juga berharap bencana itu tidak terjadi,” kata Fatoni.
Fatoni menyatakan Sumsel baru saja melewati situasi cukup berat karena diterpa kabut asap yang ditimbulkan oleh Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Kondisi tersebut sudah teratasi menyusul beralihnya cuaca dari musim kemarau ke musim hujan.
“Namun dibalik curah hujan yang tinggi terdapat ancaman baru yakni bencana banjir bandang dan tanah longsor yang kapan saja datang mengancam beberapa wilayah di Sumsel,” ucap Fatoni.
Menurutnya, semua personel satgas penanggulangan bencana harus waspada dan memberikan edukasi serta peringatan dini kepada masyarakat di daerahnya masing-masing.
“Kondisi ekologi seperti degradasi alam, perilaku manusia ini dapat kita perbaiki, namun ini tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri, kita perlu komprehensif mengatasinya,” ujarnya.
Mitigasi, Fatoni melanjutkan, wajib dilakukan untuk mengurangi risiko jika terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
“Mudah-mudahan dengan kesiapsiagaan, bencana ini tidak bertambah lagi, walaupun terjadi kita berharap tidak menimbulkan sampai menimbulkan kerusakan sarana prasarana dan korban jiwa,” tandasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumsel M Iqbal Alisyahbana menegaskan menghadapi musim penghujan seperti sekarang ini perlu dilakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah penyiapan personel dan peralatan.
“Mobilisasi personel dan peralatan ke lokasi bencana atau ke daerah rawan bencana dilakukan sebagai bentuk pertolongan berupa penyelamatan dan evakuasi untuk meminimalisir dampak bencana berupa kerusakan sarana prasarana maupun korban jiwa,” ucapnya.
“Mengoptimalkan peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing dinas, instansi, stakeholder terkait dalam penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor agar korban jiwa dan harta dapat diminimalisir,” sambung Iqbal.