LUBUKLINGGAU (SUMSEL) SUARAPANCASILA.ID –Kesal dan kecewa demikian yang dialami oleh Rehanudin Akil alias Rehan Akil terhadap pola pelayanan Poli Penyakit Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit Siloam Silampari, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Jumat (22/8/2025).
Pria 50 tahun berprofesi wartawan di salah satu media online nasional tersebut merasa kecewa dengan pelayanan rumah sakit yang berlokasi di Lippo Plaza Lubuklinggau. Pasalnya sudah dua pekan menunggu untuk berobat ke poli penyakit kulit dengan tujuan dr Reza Mayasari, Sp.DV namun selalu tertunda diduga karena pembatasan hari pelayanan dan kuota pasien yang dibatasi.
Seperti diketahui sebelumnya dokter Reza praktek pelayanan pasien di RS Siloam Silampari sebanyak dua hari yaitu hari Kamis dan Sabtu.
Entah apa pertimbangannya kemudian dr Reza hanya praktek satu hari saja yaitu hari Sabtu di RS Siloam dengan jumlah pasien dibatasi maksimal 40 pasien dan jam pelayanan pasien dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB.
Akibatnya salah satu pasien Rehan Akil mengeluhkan kesulitan mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang serba terbatas seperti itu.
“Saya yakin dan percaya bukan saja saya banyak pula pasien lain yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di poli penyakit kulit RS Siloam Silampari Lubuklinggau. Tidak jarang saya temui keluhan pasien lainnya. Apa lantaran karena saya menggunakan fasilitas BPJS ya”, keluh Rehan.
Sebelumnya ketika pendaftaran dilakukan secara manual (offline/langsung) sering juga ia alami lama ikut antre untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ke poli penyakit kulit yaitu dr Reza. Namun, tiba gilirannya customer service menyampaikan bahwa sudah full pasiennya tidak dapat menerima pendaftaran pasien lagi.
Kini sistem pendaftaran dan antrean online melalui aplikasi mobile JKN ternyata tidak jauh lebih baik. Faktanya sudah menanti setengah bulan untuk mendaftar tidak mendapatkan kuota pelayanan.
Pria calon advokat ini juga menyarankan agar manajemen RS Siloam Silampari Lubuklinggau kembali memperbaiki sistem pelayanan kesehatan khususnya pada poli penyakit kulit dan kelamin.
“Perbaiki hari pelayanan dokter Reza misalnya atau dokter lainnya menjadi dua hari seperti sebelumnya Kamis dan Sabtu, kemudian durasi waktu pelayanan menjadi lebih panjang sehingga lebih banyak pasien yang dapat dilayani”, usulnya.
Rehan Akil berang lantaran alergi kulit yang ia derita sudah sangat menggangu kesehatan serta menghambat aktivitas kesehariannya.
Sudah dua pekan bersabar menunggu dan mencoba mendaftar berobat ke RS Siloam Silampari Lubuklinggau dengan bekal rujukan dari Faskes Tingkat Pertama (Puskesmas Megang) ke Faskes Rujukan Tingkat Lanjut (RS Siloam Silampari Lubuklinggau) namun yang didapatkan kondisi mengecewakan.
Dari aplikasi pendaftaran Mobile JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) didapatkan jawaban tertulis dari aplikasi tersebut bahwa kapasitas pelayanan penuh. Silakan pilih jadwal praktik lain.
Lalu ia pun kembali mencoba akses Antrean Online di aplikasi Mobile JKN tersebut mendapatkan pesan Gagal terhubung ke server RS.
Sementara pihak admin customer service RS Siloam melalui nomor WhatsApp menyampaikan;
“selamat pagi pak/bu. terkait ini, sesuai notifikasinya pak/bu yaitu sudah penuh. jadi silakan dipilih hari lain krn slot dr reza hanya 40 pasien saja. mohon maaf pak/bu, terkait alurnya demikian jika penuh silakan dipilih tanggal lain”, demikian pesan customer service RS Siloam Silampari Lubuklinggau, Jum’at pagi, 22/8/2025.
Setelah Dikonfirmasi untuk diberitakan
Selaku wartawan cukup senior di Lubuklinggau dan sekitarnya Rehan Akil menuangkan keluhannya dalam tulisan berita dengan harapan ada upaya perbaikan terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang sangat membutuhkan. Terutama masyarakat yang rentan dan menggunakan kartu BPJS.
Setelah dikirim rilis berita untuk ditanggapi pihak manajemen RS Siloam, serasa gercep (gerakan cepat) pihak customer service RS Siloam Silampari Lubuklinggau menyampaikan bahwa pasien atas nama Rehanudin Akil dapat melakukan kontrol (berobat) ke poli penyakit kulit RS Siloam Silampari Lubuklinggau kepada dr Reza Mayasari, S.p.DV sesuai tanggal rujukan dari Faskes Tingkat Pertama.
“Meskipun demikian saya sangat berharap untuk dilakukan perbaikan, ubahlah mindset untuk menjadi pelayan masyarakat sejati terutama dalam sektor pelayanan kesehatan bukan orientasi bisnis dalam hal kesehatan. Jangan persulit masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan. Di momentum HUT RI ke 80 marilah menginsyapi diri untuk melakukan lebih baik lagi masih-masing bidang tugas kita. Jangan sampai viral dulu baru dilakukan tindakan. Atau istilah dalam sindiran penegakkan hukum no viral no justice,” tutup eks aktivis kampus UNSRI era 1995-1998 ini.