JAKARTA, SUARAPANCASILA.ID– Presiden Prabowo Subianto menegaskan aparat hukum tak boleh menindas rakyat kecil dan harus menjunjung keadilan.
Pesan itu ia sampaikan dalam acara Kejaksaan Agung usai menerima uang sitaan kasus korupsi crude palm oil (CPO) senilai Rp13,2 triliun.
“Saya ingatkan terus kejaksaan, kepolisian jangan kriminalisasi sesuatu yang tidak ada untuk motivasi apapun,” ungkap Presiden Prabowo.
Ia meminta polisi dan jaksa berhenti mencari kesalahan rakyat kecil yang hidupnya sudah cukup berat setiap hari.
“Kita semua merasakan ada juga yang lakukan praktik-praktik yang mungkin tidak benar atau kurang benar ya,” lanjutnya.
Presiden Prabowo menyoroti contoh nyata anak di bawah umur ditangkap hanya karena mencuri seekor ayam di kampungnya.
Ia menyebut tindakan itu tak logis dan mencerminkan hilangnya empati dari aparat yang mestinya melindungi rakyat.
“Saya ingat benar itu. Ini tidak masuk di akal. Hakim, jaksa ada apa ngejar, iya kan. Anda pasti ingat,” tegas Presiden.
Ia juga menyinggung kasus ibu-ibu ditangkap karena mencuri pohon dan menyebutnya sebagai bentuk ketidakadilan nyata.
“Penegak hukum harus punya hati. Jangan tumpul ke atas, tajam ke bawah. Itu zalim, itu angkara murka, jahat,” tambahnya.
Presiden menekankan aparat wajib membela rakyat kecil, bukan justru mempersulit mereka dalam mencari keadilan.
“Orang kecil, orang lemah harus dibela, harus dibantu. Kalau perlu hakim, jaksa, polisi pakai uangnya sendiri,” lanjut Presiden.
Ia mengingatkan di era digital, masyarakat kini bisa langsung melapor kepadanya melalui berbagai media sosial.
“Tapi ingat rakyat kita ini sekarang pandai dan sekarang ada teknologi. Kalau ada apa-apa mereka punya gadget,” terangnya.
Presiden Prabowo menutup pidatonya dengan pesan agar aparat menegakkan hukum secara adil, berani, dan berpihak pada rakyat.
“Saya harus membela mereka, saudara-saudara harus bantu saya menegakkan kebenaran, membela yang lemah,” tegas Presiden










